Have u ever heard this one?
Nanya alamat yang sesuai dengan KTP sama orang bali, kamu ga akan ngedapetin nama jalan dan nomor rumahnya. Why? Karena di dalem KTP-nya, nama jalan dan nomor rumahnya dituliskan dengan nama banjar tempatnya tinggal.
Apa itu banjar? Kalau kamu pernah terlibat dalam kegiatan baris berbaris pasti pernah kata ‘banjar’. Misalnya banjar 1 atau barisan 1. Tapi pada alamat rumah ini, banjar bisa kita bayangkan seperti RT atau RW. Untuk perbandingannya, jumlah keluarga di dalam suatu RT misalnya ada 50-100 keluarga. Nah, di dalam suatu RW terdiri dari 10 RT. Terbayang dong jumlah masyarakat yang tinggal di dalamnya. Kembali lagi ke banjar, untuk banjar banyaknya keluarga yang tinggal di dalamnya jumlahnya lebih banyak dari RT, tapi lebih sedikit dari RW.
Selain itu keakraban yang terjalin di dalam suatu banjar sangatlah erat. Tak heran budaya yang ada di bali bisa terjaga dan lestari. Karena dari lingkup yang paling kecil sekalipun kekerabatannya terjalin hangat.
Selain itu ada lagi budayanya yang menampakkan keramahtamahan Bali. Biasanya para belih yang berada di tempat umum tak segan menyapa para gadis yang sedang berlalu lalang. Sebaliknya, para gadis bali akan menjawab sapaannya “iya, belih..”. Apabila sang gadis tidak menanggapi sapaan itu malah akan memperburuk keadaan karena akan dianggap sombong.
Jadi, beramah tamahlah jika sedang berada di Bali.
Jadi, beramah tamahlah jika sedang berada di Bali.
Klo tinggal di kota besar seperti Jakarta sepertinya bila ada orang asing yang menyapa ramah seperti itu, kebanyakan orang tidak akan menanggapinya dengan ramah. Biasanya hanya diam, atau malah mempercepat langkah kakinya untuk pergi menjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar